Putri ketiga Nurhayati, Yosi Agriani, 31 tahun, mengenang, ibunya pernah menonton televisi yg menyiarkan kabar calon haji meninggal di Tanah Suci. Saat itu ibunya menyatakan ingin jg wafat di sana."
Jamaah Haji Korban Crane Masjidil Haram |
Kata ibu saat itu, "Enak ya meninggal di Mekkah. Kalau ibu di sana, pengen jg meninggal di sana" kenang Yosi.
Yosi mengetahui ibunya meninggal, setelah adanya telepon dari ketua rombongan kelompok terbang 004 embarkasi Padang, Sabtu, 12 September 2015, pukul 23.20 WIB. "Katanya, ibu dimakamkan Sabtu malam setelah isya waktu setempat di Makkah," ujarnya.
Sebelumnya, Yosi dan keluarga tak memiliki firasat apa pun mengenai peristiwa tragis yg menimpa ibunya. Malah saat akan berangkat, Nurhayati tampak bahagia dan ceria. Yosi terakhir berkomunikasi dgn ibunya sepekan sebelum peristiwa nahas itu terjadi. Saat itu, ibunya mengatakan senang dan sehat di Mekah.
"Tak ada bilang yg lain. Makanya kami tak ada firasat sebelum ibu wafat," ujar Yosi. Nurhayati merupakan jemaah kloter 004 embarkasi Padang. Nurhayati meninggalkan tiga orang anak dan tujuh orang cucunya.
Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat Efrizal mengatakan, ada lima jemaah calon haji asal embarkasi Padang yg menjadi korban jatuhnya crane. Satu orang wafat dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Empat korban yg mengalami luka-luka adalah, Tri Murti Ali, 65 tahun, kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; Zulfitri Zaini Haji (56), kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; dan Zainiwarti Munaf Umma (64) kloter Padang 004 asal Kota Bukittinggi.
Baca Juga: Data Korban Jamaah Haji meninggal Karena Crane
Sedangkan satu korban lain asal Bengkulu adlh Ali Sabri Salamun, 51 tahun, kloter 007. "Informasi yg kita terima, tiga jemaah masih dlm perawatan. Satu jemaah asal Bengkulu itu sudah kembali ke hotel," ujarnya.
Post A Comment:
0 comments: