[romance] Fury (2014)

Share it:
Fury (2014)

terjoko.blogspot.com - "Best job I ever had,"- Wardaddy

RottenTomatoes: 77%
IMDb: 8,2/10
Metascore: 64/100
NikenBicaraFilm: 3,5/5

Rated : R
Genre : Drama, Action

Directed by David Ayer ; Produced by Bill Block, John Lesher, Alex Ott, Ethan Smith, David Ayer ; Written by David Ayer ; Starring Brad Pitt, Shia LaBeouf, Logan Lerman, Michael Peña, Jon Bernthal, Jason Isaacs, Scott Eastwood ; Music by Steven Price ; Cinematography Roman Vasyanov ; Edited by Dody Dorn ; Production company Le Grisbi ; Productions QED International, LStar Capital, Crave Films ; Distributed by Columbia Pictures ; Release dates October 17, 2014 (United States) ; Running time 134 minutes ; Country United States, United Kingdom ; Language English ; Budget $68 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Don "Wardaddy" Collier (Brad Pitt) mengomandoi sebuah tank dgn 4 anak buahnya Boyd "Bible" Swan (Shia LaBeouf), Trini "Gordo" Garcia (Michael Pena), Grady "Coon-ass" Travis (Jon Bernthal) dan si anak bawang Norman Ellison (Logan Lerman). Mereka ditugaskan menjadi salah satu pasukan di area paling berbahaya di WWII: Jerman.

Review / Resensi:
Satu lagi film mengenai perang dan heroisme Amerika (German, SS & Nazi always the enemy). Saya sebenarnya tak terlalu suka dgn film action, tapi war-movie adlh salah satu perkecualian. Entahlah, mungkin karena biasanya film perang tak melibatkan perempuan - perempuan seksi yg kerap kali ada di film action (contoh gampangnya James Bond, tentu saja) - sebaliknya film perang biasanya dipenuhi cowok-cowok tampan yg tampil garang dan gagah berani. Perempuan normal mana yg tak tertarik? :p

Kali ni Brad Pitt kembali menjadi salah satu tentara setelah terakhir kali doi main di film Quentin Tarantino tahun 2010, Inglorious Basterds. Film mengenai perang adlh salah satu tema yg cukup populer di dunia perfilman, dan David Ayer mencoba mengambil tokoh utama yg berbeda : sebuah tank dan pasukannya. Atmosfer perang yg mencekam dan brutal divisualisasikan oleh Ayer dgn baik, ditambah dgn totalitas suasana perang yg terasa meyakinkan. Tidak butuh waktu lama bagi David Ayer untk langsung menerjunkan kita ke suasana perang yg mengerikan, yg terasa intens dan membuat durasi 134 menit berjalan begitu cepat, dan perang di bagian akhir memang adlh momen terbaiknya. Fury jg menjadi film yg penuh dgn kebrutalan dan kekejian. David Ayer tak segan-segan menampilkan level sadisme yg mengerikan melalui gambaran mayat-mayat yg bergeletak, jenazah yg diinjak tank, kepala yg ditembak peluru, dan orang terbakar. Saya jadi mikir bahwa unsur kekerasan kelihatannya mendapat toleransi yg lebih bisa diterima oleh orang - orang di Lembaga Sensor Film dibandingkan unsur seksual. Kamu boleh bersumpah serapah di film, menghancurkan kepala orang dgn sadis, tapi tolong jangan menampilkan payudara wanita. Kira-kira seperti itu.


Salah satu hal yg fokus digali oleh David Ayer adlh solidaritas pasukan tank Fury dibawah kepemimpinan Wardaddy (Brad Pitt). David Ayer memang tak memberikan latar belakang yg cukup banyak untk kita bisa mengenali kelima karakter tersebut, tapi chemistry dan kekompakan kelima pasukan tersebut diperlihatkan dgn sangat baik. Kelima tokoh tersebut jg memiliki karakterisasi yg kuat. Don alias Wardaddy menjadi karakter sentral yg dpt mempersatukan anak buahnya dgn penuh wibawa, dan diperankan dgn sangat baik oleh Brad Pitt (it's hard to believe that Brad Pitt is already 50 y.o!).

David Ayer jg menempatkan kita sebagai penonton alias rakyat sipil yg tak pernah melihat perang yg sesungguhnya ke dlm penokohan Norman (Logan Lerman), si anak bawang yg bahkan tak pernah melihat isi tank sebelumnya. Karakternya adlh representasi penonton. Di suasana perang seperti inilah karakter Norman menjadi perwujudan hati nurani kita yg harus membunuh manusia lainnya. Karakternya terasa cemen memang, tapi jika kita sendiri berada di posisi yg sama sepertinya, apa kita tega membunuh anak kecil yg menjadi tentara Jerman? Tapi jika kita tak membunuh, bagaimana jika kita yg dibunuh oleh mereka?

So, dgn kritikan baik yg sudah saya jabarkan di atas, apakah Fury adlh salah satu perang terbaik yg pernah ada dan berhak akan Oscar? Sayangnya saya nggak merasa begitu.

(Setelah ni saya sedikit-banyak bicara tentang spoiler)

Fury tampaknya memang bertujuan sebagai blockbuster war-movie. David Ayer yg tak hanya bertindak sebagai sutradara tapi jg penulis naskah memang berhasil mewujudkan visual yg brilian, tapi begitu klise dlm segi cerita. Plotline memang berjalan dgn lancar, tapi keklisean terjadi dimana-mana, dan itu agak membosankan saya. Sepuluh menit film ni dimulai, ketika saya sudah memahami kelima karakter yg ada, saya langsung sudah bisa menebak urutan siapa yg akan mati duluan. Dan tebakan saya ternyata 100% akurat.

Adanya romansa di tengah cerita jg terasa sangat mengganggu, sedikit cheesy, dan dibuat-buat. Menemukan seorang perempuan jatuh cinta kepada pasukan musuh (kemudian mau diajak begituan) di tengah peperangan adlh hal paling mustahil yg pernah ada. Oh my God, I remember I found myself feel booooring when this scene happened on screen. As a woman, I also feel a little bit offended. Jika hal ni melibatkan perkosaan, saya akan sedikit percaya, tapi pemerkosaan di depan layar kayaknya hal buruk yg akan menimbulkan perasaan tak nyaman bagi penonton - and you know, this movie should please everyone (or every American), so the last thing people wanna see is their American soldiers rape women.

Overview:
Fury adlh sebuah film perang yg sangat menghibur. Visualnya menawan, pertempurannya jg seru dan dahsyat. David Ayer mampu membawamu ke dlm atmosfer perang yg brutal - tanpa membuatmu merasa tak nyaman. Tapi Fury tak lebih dari sebuah film dgn tujuan menghibur dgn cerita yg klise dan predictable. Fury mungkin cukup mudah merajai box-office. tapi akan mudah dilupakan. Good for entertaining, but for Oscar worthy? Not even close.

source : http://google.com, http://youtube.com

Share it:

2014

horror

Romance

Post A Comment:

0 comments: