[Materi Kuliah Fahutan] Agroforestry (Pengertian, Manfaat, dan Penerapanya)

Share it:
  • terjoko.blogspot.com - Hutan adlh suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yg di dominasi pepohonan dlm persekutuan alam lingkungannya, yg satu dgn yg lainnya tak dpt dipisahkan. (UU 41/1999)
  • Hutan hak adlh hutan yg berada pd tanah yg dibebani hak atas tanah (UU 41/1999)
  • Pengertian Agroforestry
Pengertian dan Definisi dari Agroforestri adlh budidaya tanaman kehutanan (pohon-pohon) bersama dgn tanaman pertanian (tanaman semusim).
Pengertian agroforestri seperti di atas merupakan pengertian sederhana karena agroforestri dpt diartikan lebih luas lagi dgn pengabungan sistem budidaya kehutanan, pertanian, peternakan dan perikanan. Agroforestri merupakan kata serapan yg berasal dari bahasa Inggris "Agroforestry" yaitu Agro berarti pertanian dan Forestry berarti Kehutanan. Agroforestri dikenal jg dgn istilah "Wanatani" yaitu gabungan kata Wana berarti Hutan dan Tani / Pertanian. Agroforestri merupakan suatu sistem pengelolaan lahan untk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan peningkatan produktivitas lahan. Masalah yg sering timbul adlh alih fungsi lahan menyebabkan lahan hutan semakin berkurang. Agroforestri diterapkan untk mengatasi masalah tersebut dan masalah ketersediaan pangan. Prakteknya disesuaikan dgn kondisi setempat. Pembagian jumlah tanaman antara tanaman kehutanan dan tanaman lain (pertanian, pakan ternak) = 50: 50 sampai 10: 90
Agroforestry (Pengertian, Manfaat, dan Penerapanya)
Jadi Agroforestry adalah:
  1. Cara penggunaan lahan untk mempertahankan hasil secara lestari
  2. Dengan menanam pohon dan tanaman pangan / pakan ternak

Sesuai definisi agroforestri diatas maka sistem ni bervariasi dan cukup luas sehingga dpt diklasifikasi berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
  1. Secara Struktual, menyangkut komposisi komponen, seperti sistem-sistem agrisilvikultur, silvopastur dan agrisilvopastur.
  2. Secara Fungsional, menyangkut fungsi / peranan utama dlm sistem, terutama komponen kayu-kayuan.
  3. Secara Sosial Ekonomis, menyangkut tingkat masukan dlm pengelolaan (masukan rendah, masukan tinggi, intensitas dan skala pengelolaan, tujuan usaha, subsisten, komersial, intermedier).
  4. Secara Ekologis, menyangkut kondisi lingkungan dan kesesuaian ekologis dari sistem Agrisilvikultur, Silvopastur, Agrosilvopastur, Silvofishery, pohon serbaguna, dan lainnya.
Pada dasarnya agroforestri mempunyai komponen pokok yaitu kehutanan, pertanian, peternakan dan perikanan. Penggabungan komponen-komponen yg termasuk dlm agroforestri dikenal dgn nama
  • Agrisilvikultur merupakan Kombinasi antara komponen / kegiatan kehutanan (pohon, perdu, palem, bambu, dll.) dgn komponen pertanian.
  • Silvopastura merupakan Kombinasi antara komponen / kegiatan kehutanan dgn peternakan
  • Agrosilvopastur merupakan Kombinasi antara komponen / kegiatan pertanian dgn kehutanan dan peternakan/hewan
  • Silvofeshry merupakan Kombinasi antara komponen kehutanan dan komponen perikanan. Sistem ni merupakan pemanfaatan hutan mangrove dikombinasikan dgn tambak ikan.
Tujuan akhir program agroforestri adlh meningkatkan kesejahteraan rakyat petani, terutama yg di sekitar hutan, yaitu dgn memprioritaskan partisipasi aktif masyarakat dlm memperbaiki keadaan lingkungan yg rusak dan berlanjut dgn memeliharanya. Program-program agroforestri diarahkan pd peningkatan dan pelestarian produktivitas sumberdaya, yg akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pengertian Silvofishery
Silvofishery merupakan pola pendekatan teknis yg terdiri atas rangkaian kegiatan terpadu antara kegiatan budidaya ikan / udang dgn kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengelolaan dan upaya pelestarian hutan mangrove. Mangrove silvofishery ditanam di sepanjang tambak dgn jarak tanam 1 meter antara satu pohon dgn pohon yg lain. Mangrove yg digunakan pd sistem silvofishery ni adlh Avicennia dan Rhizophora.
3. Manfaat Silvofishery dlm praktek Agroforestry
Manfaat yg dpt diperoleh dgn menerapkan silvofishery pd tambak budidaya (Sualia.dkk, 2010)yaitu :
  • peningkatan produksi dari hasil tangkapan alam dan ni akan meningkatkan pendapatan petani ikan.
  • Mencegah erosi pantai dan intrusi air laut ke darat, sehingga pemukiman dan sumber air tawar dpt dipertahankan.
  • Dengan model sistem silvofishery, aspek ekonomi masyarakat dpt terpenuhi dari kegiatan budidaya ikan dan udang dlm tambak, sedangkan aspek perlindungan pantai dan konservasi bakau dilakukan dgn tetap menjaga bakau-bakau di pematang tambak dan bagian luar dari tambak.
  • Kegiatan penanaman bakau dan pembuatan tambak dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat tanpa bantuan pemerintah, sehingga konsep social forestry / community forestry tercipta dgn sendirinya di wilayah pesisir tersebut.
Dengan model sistem silvofishery, aspek ekonomi masyarakat dpt terpenuhi dari kegiatan budidaya ikan dan udang dlm tambak, sedangkan aspek perlindungan pantai dan konservasi bakau dilakukan dgn tetap menjaga bakau-bakau di pematang tambak dan bagian luar dari tambak. Kegiatan penanaman bakau dan pembuatan tambak dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat tanpa bantuan pemerintah, sehingga konsep social forestry ataucommunity forestry tercipta dgn sendirinya di wilayah pesisir tersebut.sistem silvofisheryyang dpt diaplikasikan adlh sistem empang parit dan sistem empang inti.
Sistem empang parit adlh sistem mina hutan dimana hutan bakau berada ditengah dan kolam berada di tepi mengelilingi hutan.Sebaliknya sistem empang inti adlh sistem mina hutan dgn kolam di tengah dan hutan mengelilingi kolam (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999 ).
Silvofishery sebagai sebuah konsep usaha terpadu antara hutan mangrove dan perikanan budidaya yaitu budidaya di tambak menjadi alternatif usaha yg prospektif dan sejalan dgn prinsip blue economy. Pendekatan terpadu terhadap konservasi dan pemanfaatan sumberdaya hutan mangrove memberikan kesempatan untk mempertahankan kondisi kawasan hutan tetap baik, disamping itu budidaya perairan payau dpt menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal yg paling penting adlh bahwa konsep ni menawarkan alternatif teknologi yg aplikatif berdasarkan prinsip keberlanjutan (sustainable).Pengelolaan terpadu mangrove-tambak diwujudkan dlm bentuk sistem budidaya perikanan yg memasukkan pohon mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya yg dikenal dgn sebutan wanamina (silvofishery). Silvofishery pd dasarnya ialah perlindungan terhadap kawasan mangrove dgn cara membuat tambak yg berbentuk saluran yg keduanya mampu bersimbiosis sehingga diperoleh kuntungan ekologis dan ekonomis karena mempertimbangkan kepedulian terhadap ekologi (ecologycal awareness).
Fungsi mangrove sebagai nursery ground sering dimanfaatkan untk kepentingan pengembangan perikanan. Keuntungan ganda telah diperoleh dari simbiosis ini, selain memperoleh hasil perikanan yg lumayan, biaya pemeliharaannya pun murah, karena tanpa harus memberikan makanan tiap hari. Hal ni disebabkan karena produksi fitoplankton sebagai energi utama perairan telah mampu memenuhi kebutuhan untk usaha budidaya tambak, berarti disini terwujud efesiensi.
Pengelolaan budidaya ikan/udang di tambak melalui konsep silvofishery, disamping sangat efisien jg mampu menghasilkan produktivitas yg cukup baik dgn hasil produk yg terjamin keamanannya karena merupakan produk organik (non-cemical). Bukan hanya itu konsep ni jg mampu mengintegrasikan potensi yg ada sehingga menghasilkan multiple cash flow / bisnis turunan antara lain adlh bisnis wisata alam (eco-taurism business) yg sangat prospektif, pengembangan UMKM pengolahan produk makanan dari buah mangrove, disamping bisnis turunan lainnya.
4. Model Silvofishery

Secara umum terdapat tiga model tambak silvofishery, yaitu; model empang parit, komplangan, dan jalur. Selain itu terdapat pula tambak sistem tanggul yg berkembang di masyarakat. Pada tambak silvofishery model empang parit, lahan untk hutan mangrove dan empang masih menjadi satu hamparan yg diatur oleh satu pintu air. Pada tambak silvofisherymodel komplangan, lahan untk hutan mangrove dan empang terpisah dlm dua hamparan yg diatur oleh saluran air dgn dua pintu yg terpisah untk hutan mangrove dan empang (Bengen, 2003). Tambak silvofishery model jalur merupakan hasil modifikasi dari tambaksilvofishery model empang parit. Pada tambak model ni terjadi penambahan saluran-saluran di bagian tengah yg berfungsi sebagai empang. Sedangkan tambak model tanggul, hutan mangrove hanya terdapat di sekeliling tanggul. Tambak jenis ni yg berkembang di Kelurahan Gresik dan Kariangau Kodya Balikpapan. Berdasarkan 3 pola silvofishery dan pola yg berkembang di masyarakat, direkomendasikan pola silvofishery kombinasi empat parit dan tanggul. Pemilihan pola ni didasarkan atas pertimbangan:
  • Penanaman mangrove di tanggul bertujuan untk memperkuat tanggul dari longsor, sehingga biaya perbaikan tanggul dpt ditekan dan untk produksi serasah.
  • Penanaman mangrove di tengah bertujuan untk menjaga keseimbangan perubahan kualitas air dan meningkatkan kesuburan di areal pertambakan.
Luas permukaan air di dlm tambak budidaya jenis mang-rove yg biasanya ditanam di tanggul adlh Rhizophora sp. dan Xylocarpus sp. Sedangkan untk di tengah/pelataran tambak adlh Rhizophora sp. Jarak tanam mangrove di pelataran umumnya 1m x 2m pd saat mangrove masih kecil. Setelah tumbuh membesar (4-5 tahun) mangrove harus dijarangkan. Tujuan penjarangan ni untk memberi ruang gerak yg lebih luas bagi komoditas budidaya.Selain itu sinar matahari dpt lebih banyak masuk ke dlm tambak dan menyentuh dasar pelataran, untk meningkatkan kesuburan tambak.
Manfaat terhadap lingkungan:

•Mengurangi ketergantungan terhadap hutan
•Menjaga kesuburan lahan
•Menurunkan suhu pd tanah dan lingkungan sekitarnya
Manfaat sosial dan ekonomi:

•Tersedianya kayu pertukangan, kayu bakar, pangan, pakan ternak dan pupuk hijau
•Mencegah terjadinya gagal panen
•Memantapkan dan meningkatkan pendapatan
•Merubah sikap masyarakat dlm cara mengolah lahan
Agroforestry (Pengertian, Manfaat, dan Penerapanya)
Strategi dlm menerapkan Agroforestry:
•Memilih pohon yg sesuai dgn kondisi lingkungan setempat yg cocok ditanam dan dpt tumbuh dgn subur)
•Memilih jenis pohon yg mempunyai perakaran dlm agar menyerap zat-zat tumbuh dari lapisan tanah di bawah, sedangkan tanaman pangan mendapat zat-zat tumbuh dari lapisan tanah permukaan
•Membuat jarak tanam yg sesuai dgn jenis tanaman yg ditanam
Agroforestry (Pengertian, Manfaat, dan Penerapanya)

source : http://viva.co.id, http://twitter.com

Share it:

Materi Kuliah Fahutan

Post A Comment:

0 comments: