[Artikel] Wanita Dipaksa Orangtua Menikah Tanpa Cinta, Laki-Laki Ini Bersabar Tak Sentuh Istrinya, Siapkan Tisu Membacanya

Share it:
Wanita Dipaksa Orangtua Menikah Tanpa Cinta, Laki-Laki Ini Bersabar Tak Sentuh Istrinya, Siapkan Tisu Membacanya
terjoko.blogspot.com - Siapkan tisyu untk membacanya..

Seorang akhwat menceritakan kenangan masa lalunya yg tak terlupakan:

Namaku Mariani, orang-orang biasa memangilku Aryani. Ini adlh kisah perjalanan hidupku yg hingga hari ni masih belum lengkang dlm benakku. Sebuah kisah yg nyaris membuatku menyesal seumur hidup bila aku sendiri saat itu tak berani mengambil sikap. Yah, sebuah perjalanan kisah yg sungguh aku sendiri takjub dibuatnya, sebab aku sendiri menyangka bahwa di dunia ni mungkin tak ada lagi orang seperti dia.
Tahun 2007 silam, aku dipaksa orang tuaku menikah dgn seorang pria, Kak Arfan namanya. Kak Arfan adlh seorang lelaki yg tinggal sekampung denganku, tapi dia seleting dgn kakakku saat sekolah dulu. Usia kami terpaut 4 Tahun. Yang aku tahu bahwa sejak kecilnya Kak Arfan adlh anak yg taat kepada orang tuanya dan jg rajin ibadah. Tabiatnya yg seperti itu terbawa-bawa sampai ia dewasa. Aku merasa risih sendiri dgn Kak Arfan apabila berpapasan di jalan, sebab sopan santunnya sepertinya terlalu berlebihan pd orang-orang. Geli aku menyaksikannya, yah, kampungan banget gelagatnya...,
Setiap ada acara-acara ramai di kampung pun Kak Arfan tak pernah kelihatan bergabung sama teman-teman seusianya. Yaah, pasti kalau dicek ke rumahnya pun gak ada, orang tuanya pasti menjawab Kak Arfan di mesjid nak, menghadiri taklim. Dan memang mudah sekali mencari Kak Arfan, sejak lulus dari Pesantren Al-Khairat Kota Gorontalo.
Kak Arfan sering menghabiskan waktunya membantu orang tuanya jualan, kadang terlihat bersama bapaknya di kebun / di sawah. Meskipun kadang sebagian teman sebayanya menyayangkan potensi dan kelebihan-kelebihannya yg tak tersalurkan. Secara fisik memang Kak Arfan hampir tak sepadan dgn ukuran ekonomi keluarganya yg pas-pasan. Sebab kadang gadis-gadis kampung suka menggodanya kalau Kak Arfan dlm keadaan rapi menghadiri acara-acara di desa.
Tapi bagiku sendiri, itu adlh hal yg biasa-biasa saja, sebab aku sendiri merasa bahwa sosok Kak Arfan adlh sosok yg tak istimewa. Apa istimewanya menghadiri taklim, kuper dan kampungan banget. Kadang hatiku sendiri bertanya, koq bisa yah, ada orang yg sekolah di kota tapi begitu kembali tak ada sedikitpun ciri-ciri kekotaan melekat pd dirinya, HP gak ada. Selain bantu orang tua, pasti kerjanya ngaji, sholat, taklim dan kembali ke kerja lagi. Seolah ruang lingkup hidupnya hanya monoton pd itu-itu saja, ke biosokop kek, ngumpul bareng teman-teman kek tiap malam minggunya di pertigaan kampung yg ramainya luar biasa tiap malam minggu dan malam Kamisnya. Apalagi tiap malam Kamis dan malam Minggunya ada acara curhat kisah yg TOP banget di sebuah station Radio Swasta digotontalo, kalau tak salah ingat nama acaranya Suara Hati dan nama penyiarnya jg Satrio Herlambang.
Waktu terus bergulir dan seperti gadis-gadis modern pd umumnya yg tak lepas dgn kata Pacaran, akupun demikian. Aku sendiri memiliki kekasih yg begitu sangat aku cintai, namanya Boby. Masa-masa indah kulewati bersama Boby. Indah kurasakan dunia remajaku saat itu. Kedua orang tua Boby sangat menyayangi aku dan sepertinya memiliki sinyal-sinyal restunya atas hubungan kami. Hingga musibah itu tiba, aku dilamar oleh seorang pria yg sudah sangat aku kenal. Yah siapa lagi kalau bukan si kuper Kak Arfan lewat pamanku. Orang tuanya Kak Arfan melamarku untk anaknya yg kampungan itu.
Mendengar penuturan mama saat memberitahu padaku tentang lamaran itu, kurasakan dunia ni gelap, kepalaku pening..., aku berteriak sekencang-kencangnya menolak permintaan lamaran itu dgn tegas dan terbelit-belit aku sampaikan langsung pd kedua orang tuaku bahwa aku menolak lamaran keluarganya Kak Arfan. dan dgn terang-terangan pula aku sampaikan pula bahwa aku memiliki kekasih pujaan hatiku, Boby.
Mendengar semua itu ibuku shock dan jatuh tersungkur kelantai. Akupun tak menduga kalau sikapku yg egois itu akan membuat mama shock. Baru kutahu bahwa yg menyebabkan mama shok itu karena beliau sudah menerima secara resmi lamaran dari orang tuanya Kak Arfan. Hatiku sedih saat itu, kurasakan dunia begitu kelabu. Aku seperti menelan buah simalakama, seperti orang yg paranoid, tak tahu harus ikut kata orang tua / lari bersama kekasih hatiku Boby.
Hatiku sedih saat itu. Dengan berat hati dan penuh kesedihan aku menerima lamaran Kak Arfan untk menjadi istrinya dan kujadikan malam terakhir perjumpaanku dgn Boby di rumahku untk meluapkan kesedihanku. Meskipun kami saling mencintai, tapi mau tak mau Boby harus merelakan aku menikah dgn Kak Arfan. Karena dia sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu.
Tanggal 11 Agustus 2007 akhirnya pernikahanku pun digelar. Aku merasa bahwa pernikahan itu begitu menyesakkan dadaku. Air mataku tumpah di malam resepsi pernikahan itu. Di tengah senyuman orang-orang yg hadir pd acara itu, mungkin akulah yg paling tersiksa. Karena harus melepaskan masa remajaku dan menikah dgn lelaki yg tak pernah kucintai. Dan yg paling membuatku tak bisa menahan air mataku, mantan kekasihku Boby hadir jg pd resepsi pernikahan tersebut. Ya Allah mengapa semua ni harus terjadi padaku ya Allah... mengapa aku yg harus jadi korban dari semua ini?
Waktu terus berputar dan malam pun semakin merayap. Hingga usailah acara resepsi pernikahan kami. Satu per satu para undangan pamit pulang hingga sepi lah rumah kami. Saat masuk ke dlm kamar, aku tak mendapati suamiku Kak Arfan di dalamnya. Dan sebagai seorang istri yg hanya terpaksa menikah dengannya, maka aku pun membiarkannya dan langsung membaringkan tubuhku setalah sebelumnya menghapus make-up pengantinku dan melepaskan gaun pengantinku. Aku bahkan tak perduli kemana suamiku saat itu. Karena rasa capek dan diserang kantuk, aku pun akhirnya tertidur.
Tiba-tiba di sepertiga malam, aku tersentak tatkala melihat ada sosok hitam yg berdiri disamping ranjang tidurku. Dadaku berdegup kencang. Aku hampir saja berteriak histeris, andai saja saat itu tak kudengar suara takbir terucap lirih dari sosok yg berdiri itu. Perlahan kuperhatikan dgn seksama, ternyata sosok yg berdiri di sampingku itu adlh Kak Arfan suamiku yg sedang sholat tahajud. Perlahan aku baringkan tubuhku sambil membalikkan diriku membelakanginya yg saat itu sedang sholat tahajud. Ya Allah aku lupa bahwa sekarang aku telah menjadi istrinya Kak Arfan. Tapi meskipun demikian, aku masih tak bisa menerima kehadirannya dlm hidupku. Saat itu karena masih dibawah perasan ngantuk, aku pun kembali teridur. Hingga pukul 04.00 dini hari, kudapati suamiku sedang tidur beralaskan sajadah di bawah ranjang pengantin kami.
BaCa Kelanjutan :Wanita Dipaksa Orangtua Menikah Tanpa Cinta, Laki-Laki Ini Bersabar Tak Sentuh Istrinya Bag 2

Share it:

Artikel

Post A Comment:

0 comments: