[Kisah] Gara, Gara Facebook dan Twitter, Rumah Tanggaku Menjadi Hancur

Share it:
Gara, Gara Facebook dan Twitter, Rumah Tanggaku Menjadi Hancur terjoko.blogspot.com - RUMAH TANGGAKU HANCUR KARENA BB DAN
FB

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Namaku Lely. Berjilbab. Ibu rumah tangga dgn satu anak. Umur 26 thn tapi banyak yg bilang aku masih seperti gadis.


Di sela-sela kesibukanku bekerja di konveksi, aku coba buka BB baru pemberian suamiku. Tak lupa ku coba buka akun facebookku. Kangen rasanya seru-seruan dgn teman- teman SMA dulu.

Dari fb, ku mengenal laki-laki. Pemuda yg sukses dgn perdagangan dan pendidikannya.

Awalnya kami cuma saling like status lama kelamaan beralih saling berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yg singkat kami pun saling rinci keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4thn, dia tetap manis menanggapinya.

Dari situ, kami teruskan kirim pesan dgn saling berikan pin BB. Kirim foto dan berujung pd janjian adakan pertemuan.

Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana. Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untk anakku. Bayangkan untk membeli barang tsb dia rela merogoh ATM nya. Aku begitu terharu.

Itulah awal pertemuanku. Hari berikut koment-komentny a mulai sedikit genit dan nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dgn inbok-inbok nakalnya. Mulailah setan merayapiku. Aku tak segan-segan memberi foto telanjang dada permintaannya.

Malam-malam yg ada penuh bunga-bunga bangkai bertebaran. Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani, vulgar dan menantang birahi. Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yg menyukai.

Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di jogjakarta.

Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kotaku jakarta. Sebulan dia di jakarta membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan.

3 bulan berlalu, aku mulai hamil. Aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahka n. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai luar jawa. Dan sudah barang tentu tak pernah setahun ni menyentuhku.

Aku tetap bilang pd mereka, bahwa ni adlh janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong. Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang. Tanpa basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku. Aku demikian bingung dan panik. Masih ada pesan-pesan nakal ku di situ. Aku menangis sejadi-jadinya. Menyembah-nyemb­ ah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku.

"Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pd kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu." kata ibuku "Dan kamu..!" ibu menudingku dgn mata berair. "Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku."

Aku keluar rumah dgn tangisan anakku. Bahkan untk memelukpun aku tak diizinkan. Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, tapi BB FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke jogja kampus dimana dia kuliah. Di KABAG kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yg ku maksud. Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yg seperti itu. Aku
menangis sejadi-jadinya. Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB benar-benar memporak porandakan rumah tanggaku.

Entah Kisah ni fiksi / nyata, kami tak tahu, kami menemukan tulisan ni di wall fb temen kami, tapi dari cerita yg diuraikan banyak sekali pelajaran yg kita ambil.

# ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yg baik, gunakan BB FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya dan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati hatilah main FB, chating dan invite BB.

Silahkan share demi kebahagiaan rumah tangga orang-orang terdekat kita.

Wallahu’alam bishshawab, ..

other source : http://akhwatmuslimahindonesia.blogspot.com, http://google.com, http://viva.co.id

Share it:

Kisah

Post A Comment:

0 comments: