terjoko.blogspot.com - Oleh : Mabsus Abu Fatih, @mabsus Menangis merupakan hal yg lumrah dlm kehidupan sehari-hari. Bisa dipastikan, tak ada manusia -termasuk kita- yg tak pernah menangis selama hidupnya. Ya, menangis adlh bagian yg tak terpisahkan dari kehidupan. Ada yg menangis karena hal yg membahagiakan. Mendapatkan keturunan, / mendapatkan jodoh yg telah dinanti sekian lama misalnya. Ada jg menangis yg disebabkan karena duka mendalam. Duka kehilangan sanak saudara, kehilangan orang terkasih, kehilangan harta benda / karena terusir dari tempat kelahiran seperti yg dialami saudara-saudara kita di Palestina. Mereka menangis karena diusir oleh kaum Zionis terlaknat. Contoh lain yg terbaru adlh apa yg dialami saudara-saudara kita di Kampung Pulo - Jakarta Timur. Mereka harus menangis lantaran dipaksa pindah dari kampung pulo, tempat yg telah mereka tempati selama tiga generasi lamanya. Wajar mereka menangis. Bagaimana tidak, awalnya mereka dijanjikan kampung deret di lokasi yg sekarang diratakan, tapi nyatanya mereka malah digusur. Bagaimana tak menangis, mereka digusur gubernur DKI Jakarta, Ahok dgn alasan telah menempati lahan yg seharusnya menjadi resapan air. Sementara pd saat yg sama, mereka menyaksikan bagaimana perumahan elit dan mall yg jg sama-sama berdiri di lahan yg menjadi resapan air ternyata dibiarkan begitu saja. Mall Kelapa Gading dan Kelapa Gading Square adlh contoh dari bagunan mewah dan sentra bisnis yg telah merebut daerah resapan air bahkan persawahan. Kenapa Mall Kelapa Gading dan Kelapa Gading Square tak disentuh, sementara Kampung Pulo diobrak-abrik? Apakah karena Mall Kelapa Gading dan Kelapa Gading Square milik konglomerat dan kapitalis? Semoga Allah memberikan kesabaran kepada saudara-saudara kita di Kampung Pulo, dan daerah-daerah lainnya. Hanya kepada Allah-lah urusan orang-orang dzalim kita serahkan. Kembali kepada persoalan menangis. Apakah menangis hanya terjadi karena hal bahagia / duka mendalam semata? Ternyata tidak. Ada penjelasan ulama yg berkaitan dgn menangis. Pendapat Syaikh Shalih bin Shuwailih Al-Hasawy dlm bukunya Tangis Para Salaf hal. 17-18 misalnya. Dalam buku yg merupakan terjemahan dari Al-khosyatu wa al-bukâu tersebut, Syaikh Shalih bin Shuwailih al-Hasawy menjelaskan bahwa tangisan terbagi menjadi tiga macam. Pertama, tangisan karena kegembiraan dan tangisan kebahagiaan. Contoh dari tangisan ni adlh sebagaimana disebutkan dlm kisah hijrah Abu Bakar ash-Shiddiq, ketika beliau berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bolehkah aku menyertaimu wahai Rasulullah?. Rasul menjawab: Ya. ‘Aisyah menceritakan: Maka menangislah Abu Bakar karena gembiranya. Padahal sebelumnya tak pernah aku mengira ada seseorang yg menangis karena gembira Kedua, tangisan karena kesedihan sebab telah kehilangan kekasih / karib kerabat, / karena musibah yg menimpa kaum muslimin. Ini merupakan kasih sayang yg Allah resapkan ke dlm hati hamba-hamba-Nya. Hal ni sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah Shallallu ‘alaihi wa sallam ketika beliau meneteskan air mata di saat kematian putera beliau bernama Ibrahim. Abdurrahman bin ‘Auf berkata kepada beliau: Engkau jg menangis wahai Rasulullah?. Beliau berkata: Wahai Ibnu ‘Auf, ni adlh air mata kasih sayang Ketiga, ni merupakan jenis tangisan yg paling agung dan paling mulia. Yaitu, tangisan karena takut kepada Allah Subhânahu wa ta’âlâ. Tangisan jenis ni disebutkan di dlm al-Qur’an dan as-Sunnah. Dalam Al-Qur’an, misalnya disebutkan di dlm QS Al-Isrâ’[17] : 107-109, Katakanlah, ‘Berimanlah kamu kepadanya / tak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yg diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, Dan mereka berkata: Maha suci Tuhan Kami, Sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. Disamping QS Al-Isra tersebut, ayat yg membicarakan tentang menangis karena takut kepada Allah bisa ditemukan di dlm QS Maryam [19]:58, QS Al-Mâidah [5]:83, at-Tawbah [9]:91-92, QS An-Najm [53]:59-60. Juga disebutkan dlm hadits yg diriwayatkan dari Abu Hurairah Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak akan masuk neraka seorang lelaki yg menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke puting susunya. Dan tak akan berkumpul debu fi sabilillah dgn asap jahannam selamanya’ (HR at-Tirmidzi dan An-Nasâi, at-Tirmidzi berkata: Hasan Shahîh.) Lebih dari itu, menangis karena takut kepada Allah SWT bukan hanya agung dan mulia, melainkan jg merupakan amalan yg disunahkan. Bahkan perasaan takutnya seorang hamba kepada Allah itu sendiri fardlu hukumnya. (Min Muqâwimât an-Nafsiyah al-Islâmiyah, Daarul Ummah, Beirut. Hal. 40 dan Hal. 46) Semoga kita termasuk orang-orang yg bukan hanya bisa menangis lantaran bahagia dan sedih semata, tetapi kita jg bisa menangis lantaran takutnya kita kepada Allah Ta’ala. Âmîn Yâ Robbal ‘Âlamîn. Wallâhu a’lâm bi al-showâb. (Islampos)
other source : http://tribunnews.com, http://detik.com, http://trendingindo.blogspot.com
Post A Comment:
0 comments: